ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

PENGERTIAN

Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture)

Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.

Mengoptimalkan sistem tata udara – tata cahaya, integrasi antara sistem tata udara buatan-alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan insturumen hemat energi. Credo form follows function bergeser menjadi form follows energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable resources). Para pelopor arsitektur ini yakni Norman Fostern, Ingenhoven Overdiek & partners.

KRITERIA

Konsep “hemat energi” bangunan memiliki implikasi langsung pada peraturan, ekonomi, permintaan energi, dan lingkungan. Definisi juga diperlukan untuk membandingkan kinerja bangunan energi atau untuk menilai mutlak hemat energi. Kami mengusulkan tiga kriteria untuk sebuah bangunan hemat energi:

  1. bangunan harus dilengkapi dengan peralatan yang efisien dan bahan yang tepat untuk lokasi dan kondisi;
  2. bangunan harus menyediakan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan penggunaan bangunan yang dimaksudkan;
  3. bangunan harus dioperasikan sedemikian rupa untuk memiliki penggunaan energi rendah dibandingkan dengan, bangunan sejenis lainnya.

Sebuah bangunan yang efisien harus, minimal, berada di atas rata-rata di tiga aspek tersebut. Ketika menetapkan standar hemat energi minimum, definisi hemat energi berdasarkan biaya siklus hidup minimum cenderung menghasilkan standar yang lebih ketat dan penghematan energi yang lebih besar daripada strategi berdasarkan menghilangkan unit paling efisien.

 

GREEN ARCHITECTURE (ARSITEKTUR HIJAU)

PENGERTIAN

Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi.
dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:

  • efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
  • mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya,
  • mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.

PRINSIP-PRINSIP

  1. Hemat energi : meminimalkan bahan bakar serta energi listrik dan memaksimalkan energi alam sekitar yang ada (matahari sebagai cahaya diwaktu pagi hingga sore hari)
  2. Memperhatikan kondisi iklim : bangunan yang di desain haruslah memperhatikan kondisi iklim di sekitar site (site tersebut mempunyai curah hujan tinggi atau tidak)
  3. Minimizing resources : penggunaan material bangunan dengan mempertimbangkan aspek perlindungan ekosistem dan sumber daya alam
  4. Respect for site / tidak berimplikasi negatif terhadap kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan
  5. Respect for user/ merespon keadaan tapak dari bangunan
  6. Menerapkan/menggunakan prinsip-prinsip yang ada secara keseluruhan

CONTOH

UMNGedung New Media Tower, yang merupakan gedung terbaru Universitas Multimedia Nusantara, dirancang sebagai gedung hemat energi dengan menerapkan berbagai teknologi yang memungkinkan untuk melakukan penghematan energi dengan memanfaatkan udara alami semaksimal mungkin tanpa mengurangi kenyamanan.

Luas bangunan Gedung NMT ini sekitar 32 ribu meter persegi. Sedangkan luas total seluruh lahan yang dimiliki UMN adalah 8 hektar, dengan pemanfaatan 40 persen, atau 2,4 hektar terbangun.

Penggunaan teknologi double skin, yang terbuat dari plat aluminium berlubang, memungkinkan untuk mengontrol intensitas cahaya dan panas matahari yang masuk kedalam ruangan sehingga ruangan cukup dingin dan terang.

Alhasil, penggunaan pendingin udara bisa dikurangi sehingga bisa menghemat energi listrik. Seperti diketahui bahwa pendingin udara mengkonsumsi energi listrik terbesar pada setiap gedung.

Lubang-lubang tersebut juga berfungsi untuk sirkulasi udara sehingga koridor gedung tidak perlu menggunakan pendingin tetapi masih cukup nyaman. Di lantai bawah yang digunakan sebagai kantin dan area pertemuan mahasiswa dibuat dengan konsep terbuka menggunakan udara alami.

Selain itu, gedung ini juga memaksimalkan konservasi air dengan mendaur ulang air limbah untuk digunakan kembali dan menangkap air hujan sehingga tidak terbuang.

Memang, dengan gedung yang menggunakan lapis luar berupa aluminium yang diberi lubang-lubang, sudah pasti air hujan akan masuk sehingga membuat sisi pinggir koridor menjadi basah. Tetapi, ini adalah suatu hal yang normal, bahkan sudah dibuatkan saluran air untuk pembuangannya secara cermat.

 

 

 

 

http://archmagazine.blogspot.com/2009/11/green-architecture.html

TUGAS 1

Belakangan ini muncul berbagai masalah lingkungan di Indonesia. Dari berbagai macam masalah lingkungan tersebut ada yang sangat berkaitan erat dengan arsitektur. Nah disini saya akan membahas masalah BANJIR yang sering terjadi khususnya di ibukota kita ini. Banjir adalah salah satu masalah lingkungan yang paling dibahas, ditanggulangi tapi paling “disepelekan” juga oleh masyarakat. Banjir ini tidak hanya berkaitan dengan arsitektur tapi berhubungan dengan segala aspek.

 

DEFINISI

apa sih sebenarnya BANJIR itu ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

ban·jir 1 v berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap

 

PENYEBAB

Macam-macam penyebab banjir di jakarta

  1. Sungai atau saluran irigasi tidak berfungsi sebagai mana mestinya, bisa disebabkan karena tumpukan sampah disungai, atau penggunaan sebagian ruas sungai sebagai area hunian.
  2. Pendangkalan atau pengecilan ukuran sungai, proses pengerukan dengan alat berat seperti excavator membutuhkan lahan kosong dipinggir sungai sebagai jalan alat berat. jadi pengerukan atau istilah formalnya normalisasi sungai akan mengalami kesulitan.
  3. Pintu air yang tidak berfungsi dengan baik, yang namanya buatan manusia pasti adakalanya rusak dan untuk membuat yang terbagus maka memerlukan waktu dan teknologi terbaik.
  4. Pembagian area banjir untuk mengantasipasi wilayah ring 1 agar tidak kebanjiran, misalnya istana negara atau area perkantoran pemerintah lainya. dengan begini maka ada sebagian debit banjir yang harus dipindahkan dan ditanggung daerah lain.
  5. Budaya masyarakat atau pengusaha yang kurang peduli atau tidak cinta lingkungan, bisa dibuktikan dengan rusaknya beberapa air sungai di jakarta, saluran yang sebelumnya terisi air hijau menyegarkan telah berubah menjadi air hitam pekat penuh sampah dan bau.
  6. Banyaknya pembangunan gedung, jalan, rumah dan bangunan lainya membuat tertutupnya sebagian permukaan bumi khususnya kota jakarta sehingga air hujan yang seharusnya menyerap kedalam perut bumi harus mengalir langsung di permukaan sehingga terjadi banjir.
  7. Penebangan pohon atau berkurangnya area tanaman hijau sehingga keseimbangan alam menjadi terganggu, cuaca menjadi tidak menentu. padahal kita tahu bahwa untuk merencakan saluran irigasi yang sanggup menampung debit banjir diperlukan data curah hujan hasil penelitian dan pencatatan selama beberapa tahun sebelumnya, nah.. kalau cuacanya tidak teratur maka data tersebut bisa jadi tidak bisa dijadikan pedoman untuk perencanaan masa depan.
  8. Got atau saluran umum dipinggir jalan banyak yang tertutup diatasnya, sehingga cukup sulit untuk mengontrol dan membersihkan kotoran didalamnya, kalaupun bisa pasti membutuhkan banyak tenaga dan biaya yang harus dianggarkan.
  9. Normalisasi pantai telah memakan sebagian tempat yang sebelumnya digunakan untuk menampung air laut, area yang dinormalisasi bisa jadi bagus karena direncanakan sebaik mungkin, namun imbasnya pada wilayah lain bisa tenggelam karena muka air laut naik sedangkan daratan terus mengalami erosi akibat gempuran ombak laut.

Mari kita bahas penyebab no 6 dan 8 yang diakibatkan langsung oleh dunia arsitektur secara tidak sengaja.

Pertumbuhan pembangunan rumah ataupun perumahan di Jakarta sangatlah pesat. Banyaknya hunian yang dibangun di Jakarta sangatlah bertolak belakang dengan kaidah arsitektur yang ada. Seharusnya Jakarta memiliki dua area, yakni ruang hijau untuk resapan air di daerah selatan dan ruang biru untuk menampung air di kawasan utara Jakarta. Nah maka dari itu dua kawasan tersebut tidak boleh didirikan bangunan. Namun, nyata saat ini banyak dilakukan pembangunan secara besar-besaran oleh para pihak swasta maupun masyarakat.

 

Contohnya di kawasan elit Kelapa Gading, Jakarta Utara yang seharusnya diperuntukan untuk menampung air malah didirikan perumahan, apartemen, mal, dan juga ruko-ruko. Makanya kawasan ini sering terkena banjir, hujan sedikit saja langsung ada genangan air. Selain itu di kawasan ini juga terdapat semua jalanan yang sudah tertutup aspal. Maka tak jarang kalo daerah ini rentan banjir, lah wong daerah resapannya aja tidak ada. Harusnya di daerah ini perlu digalakan untuk membuat lubang biopori di setiap halaman dan taman pada setiap bangunan.

biopori

Selain itu pembangunan gedung bertingkat (highrest building) di kota-kota Jakarta bertumbuh sangat cepat. Banyaknya tiang-tiang pancang yang dipasang di dalam tanah akan membuat daratan lama kelamaan akan terus turun dan  bisa jadi ambles. Rata-rata sebuah perusahaan konstruksi membangun 6 basement dan minimal 30an lantai. Kebayang kan gimana beratnya muka tanah ini menanggung beban?

Rahmat Fajar Lubis, Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI menyatakan “Bencana geologi seperti penurunan tanah juga jadi penyebab Jakarta menjadi langganan banjir,””Bencana geologi seperti penurunan tanah juga jadi penyebab Jakarta menjadi langganan banjir”

Hal ini sudah terbukti bahwa Jakarta dengan padatnya penduduk mengalami penurunan muka tanah sebesar rata-rata 5 cm per tahun

 

UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN

  • Jangan semua daerah ditutup aspal, harusnya memakai paving block

block-paving

  • Perlu dilakukan penataan kota ulang membuat Ruang Terbuka Hijau setidaknya 40%

 

PENANGGUNGLANGANAN BANJIR DI NEGARA LAIN

  • Sistem Polder Di Rotterdam, Belanda

Tanggul yang ada di Sungai Rhine direncanakan untuk ketinggian air maksimal +2,2 m. Padahal elevasi muka air laut dapat melebihi itu, untuk itu dibuat dua pintu gerak besar. Yang pertama ada di dekat muara sungai Pintu tersebut bergerak secara horizontal. Pintu berikutnya untuk menjaga keamanan dan mengendalikan elevasi air, dibuat pintu gerak sebagaimana dalam gambar 5. Pintu ini bergerak secara vertikal. Agar kapal juga dapat lewat saat pintu di tutup, maka pintu gerak ini dilengkapi dengan saluran pintu air.

  • Amerika

Beberapa contoh pengendalian banjir dapat ditemukan di provinsi Manitoba, Canada. ‘Red River’ mengalir dari Amerika Serikat, melewati kota Winnipeg dan ke danau Winnipeg. Saat temperaturnya meningkat, salju-salju mencair dan menambah tinggi sungai. Ini dapat menyebabkan banjir yang parah. Untuk melindungi kota, pemerintah Manitoba membangun banyak system diversi air, tanggul, dan jalur banjir. Sistem ini berhasil melindungi Winnipeg dari banjir besar yang menghancurkan beberapa kota disekitarnya,yaitu Grand Forks, North Dakota, dan Ste. Agathe, Manitoba.

  • China

Di China, banjir dialihkan ke daerah pedesaan yang sengaja dilakukan untuk melindungi kota-kota besar.

  • Eropa

London dilindungi dari banjir melalui pelindung mekanik sepanjang Sungai Thames, yang dapat naik saat tingkat air menaik lebih dari yang ditentukan.

Venice memiliki system yang hampir sama, walaupun tidak dapat menahan ombak yang terlalu tinggi. Namun system di Venice dan London tidak akan berguna bila tinggi air laut terus naik.

Pertahanan banjir terbesar dan paling efektif dapat ditemukan di Netherlands, dimana sistem ini disebut sebagai ‘Delta Works’ dengan dam ‘Oosterschelde’ sebagai pencapaian tertingginya.

 

 

Penyebab banjir di jakarta

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/01/23/penyebab-banjir-di-jakarta-dari-sampah-hingga-penurunan-tanah

http://solusibanjirindonesia.wordpress.com/